Tokoh – tokoh Penyebar agama Islam di Indonesia
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak
terlepas dari peranan para pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan
atau para adipati. Di pulau Jawa, peranan mubaliqh dan ulama tergabung
dalam kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau wali
Sembilan.Ada beberapa pendapat mengenai arti Walisongo. Pertama adalah
wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang ada sembilan, atau
sanga dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata
songo/sanga berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti
mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut kata sana berasal dari bahasa
Jawa, yang berarti tempat. Nama-nama Walisanga yang mencolok atau banyak
menyumbangkan sesuatu baik itu dalam pemerintahan,ekonomi,sosial,budaya
dan lain-lain, sebagai berikut:
1.Maulana Malik Ibrahim
Dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di Jawa Timur. Ia
disebut juga Sunan Gresik, Ia diperkirakan lahir di Samarkand di Asia
Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Ia mengajarkan cara-cara baru
bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat kebanyakan, yaitu golongan
masyarakat Jawa yang tersisihkan akhir kekuasaan Majapahit. Malik
Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis
ekonomi dan perang saudara. Ia membangun pondokan tempat belajar agama
di Leran, Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat. Makamnya
terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.
2.Sunan Ampel
Dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel
Surabaya. Ia disebutkan masih berkerabat dengan salah seorang istri atau
selir dari Brawijaya raja Majapahit. Sunan Ampel umumnya dianggap
sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Ia menikah dengan Nyai Ageng
Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja
3.Sunan Bonang
Adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim,
menyebarkan Islam di Bonang (Tuban). Ia adalah putra Sunan Ampel dengan
Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Bonang
banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik penduduk Jawa agar
memeluk agama Islam.
4.Sunan Drajat
Dia juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin,
menyebarkan Islam di daerah Gresik/Sedayu. Ia adalah putra Sunan Ampel
dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan
Drajat banyak berdakwah kepada masyarakat kebanyakanIa menekankan
kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan kemakmuran masyarakat,
sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat dijalankan
secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat,
Kecamatan Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai
ciptaannya. Gamelan Singomengkok peninggalannya terdapat di Musium
Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan Drajat diperkirakan wafat wafat
pada 1522.
5.Sunan Giri
Nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri (Gresik).
merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan
Bonang. Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik.
6.Sunan Kudus
Nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah
Kudus. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran yang besar dalam
pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang dan hakim
peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan kaum penguasa dan
priyayi Jawa. Diantara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto
penguasa Demak, dan Arya Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu
peninggalannya yang terkenal ialah Mesjid Menara Kudus, yang
arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus diperkirakan
wafat pada tahun 1550.
7.Sunan Kalijaga
Nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di
daerah Demak. Ia adalah murid Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan
kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah, antara lain
kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilir-Ilir dan
Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu
riwayat, Sunan Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti
Maulana Ishaq.
8.Sunan Muria
Dia adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid
menyebarkan islamnya di daerah Gunung Muria. Ia adalah putra dari Sunan
Kalijaga yang menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung.
9.Sunan Gunung Jati
Nama aslinya Syarif Hidayatullah, adalah putra Syarif Abdullah putra
Nurul Alam putra Syekh Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih
keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari
Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai
pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi
Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin, juga
berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten,
sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.
Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat
Jawa sebagian memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu
dekat dengan Allah, sehingga dikenal dengan sebutan Waliullah yang
artinya orang yang dikasihi Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar